People Pleaser Ternyata Menyesakkan? Ini Tipsnya Biar Kamu Berhenti Menjadi People Pleaser.
Smita
Dinakaramani, seorang Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, telah menjelaskan
dengan sangat jelas konsep tentang People Pleaser. Istilah ini merujuk pada
individu yang memiliki dorongan kuat untuk memenuhi keinginan orang lain,
bahkan jika itu berarti mengorbankan kebutuhan atau kebahagiaan pribadi mereka.
Mereka cenderung sulit mengatakan "tidak" karena takut mengecewakan
orang lain, sehingga sering kali mereka menyetujui permintaan orang lain tanpa
mempertimbangkan batas atau kapasitas mereka sendiri.
Fenomena
sulitnya mengatakan "tidak" sebenarnya memiliki akar yang cukup
sederhana. Hal itu seringkali berkaitan dengan perasaan takut menolak orang,
yang pada gilirannya membuat mereka merasa bersalah atau khawatir akan reaksi
orang lain terhadap penolakan mereka. Mereka lebih fokus pada pemeliharaan
hubungan sosial yang baik daripada memperhatikan keseimbangan hidup mereka
sendiri.
Namun,
menurut penjelasan yang diberikan, ada cara untuk mengatasi kesulitan ini.
Salah satunya adalah dengan memulai dengan mengapresiasi kepercayaan yang
diberikan kepada kita oleh orang yang meminta bantuan, sebelum secara lembut
menolak permintaan tersebut. Misalnya, dengan mengucapkan terima kasih atas
kepercayaannya terhadap kemampuan kita, namun dengan jujur menyatakan bahwa
kita memiliki keterbatasan atau tugas lain yang harus diselesaikan terlebih
dahulu. Mengarahkan mereka kepada seseorang yang mungkin lebih sesuai untuk
membantu bisa menjadi solusi yang baik.
Pendekatan
semacam ini, sebagaimana dijelaskan dalam buku "LAGOM: Not Too Little, Not
Too Much" karya Lola Akinmade Akerstrom, sebenarnya merupakan cara yang
bijaksana dalam mengelola ekspektasi orang terhadap kita. Dengan cara ini, kita
tidak hanya menjaga kepentingan diri sendiri tetapi juga membantu orang lain
untuk memahami batasan dan kapasitas kita.
Komentar
Posting Komentar